TINGKATAN PERJALANAN INFEKSI TRAKTUS URINARIUS

a.    Bakteriuria Asimtomatik
Kondisi ini mengacu pada perkembangan bakteri yang terus-menerus secara aktif di dalam saluran kemih tanpa menimbulkan gejala. Insiden selama kehamilan bergantung pada paritas, ras dan status social ekonomi.
Penatalaksanaan bakteriuri asimtomatik pada kehamilan secara keseluruhan meliputi 3 tahap,yaitu:
a)    Diagnose awal dan konfirmasi infeksi atau penapisan.
Penapisan dilakukan dengan kultur urin pada trimester pertama. Bakteri uria biasanya sudah ada pada saat kunjungan pranatal I dan setelah biakan urin awal yang negatif, wanita yang mengalami infeksi saluran kemih jumlahnya 1 % atau kurang.
b)    Pemberian terapi
Terapi selama 10 hari dengan makrokristal nitrovurantoin 100 mg/hari terbukti untuk sebagian besar wanita. Regimen lain adalah amphicilin, amoksisilin, chefalosporin, nitrofurantoin, atau sulfonamide 4 X sehari selam 3 hari.
c)    Tindak lanjut / follow up
Setelah pengobatan selesai diberikan maka kultur ulang harus dilakukan lagi untuk melihat apakah eradikasi bakteri berhasil. Bila pasien menunjukkan tanda-tanda sepsis, muntah dan kemungkinan terjadi dehidrasi dan kontraksi uterus maka penderita harus dirawat di rumah sakit.
b.    Pielonefritis Akut
Infeksi ginjal merupakan penyulit medis paling serius pada kehamilan, terjadi pada sekitar 2 % wanita hamil. Adanya bakteriuri asimtomatik merupakan faktor besar yang mempengaruhi terjadinya pielonefritis akut pada kehamilan. Keseriusan pielonefritis akut selama kehamilan merupakan penyebab utama syok septic selama kehamilan.
Infeksi ginjal lebih sering terjadi setelah pertengahan kehamilan, pada lebih dari separuh kasus penyakitnya unilateral dan di sisi kanan, sedangkan pada ¼ bilateral. Pada sebagian besar wanita, infeksi disebabkan oleh bakteri yang naik dari saluran kemih bawah.
c.    Pielonefritis Kronik
8
Penyakit ini adalah suatu nefritis interstisial kronik yang diperkirakan disebabkan oleh infeksi bakteri. Pada banyak kasus, terjadi pembentukan jaringan parut klasik yang terdeteksi secara radiologis dan disertai refluks ureter selagi berkemih oleh karenanya penyakit ini juga disebut sebagai nefropatirefluks. Pada kasus lanjut, yang muncul adalah gejala insufisiensi ginjal. Patogenesis penyakit ini masih belum jelas tetapi tampaknya bukan hanya disebabkan oleh infeksi bakteri persisten.
Prognosis pada ibu dan janin bergantung pada luas kerusakan ginjal. Gangguan fungsi ginjal dan pembentkan jaringan parut ginjal bilateral berkaitan dengan peningkatan penyulit pada ibu, apabila pielonefritit kronik lainnya mengalami penyulit bakteri uria selama kehamilan, dapat terjadi pielonefritit akut yang akan memperparah keadaan. Hampir seluruh wanita dengan pembentukan jaringan parut ginjal akibat infeksi saluran kemih pada masa kanak-kanak akan mengalami bakteri uria saat hamil.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking